Jumat, 14 Desember 2012

PERBEDAAN ANGKA KECUKUPAN GIZI DENGAN ANGKA KEBUTUHAN GIZI


PERBEDAAN ANGKA KECUKUPAN GIZI DENGAN ANGKA KEBUTUHAN GIZI

Angka Kecukupan Gizi
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkaan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. Angka kecukupan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat (Almatsier 2009).
AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umumr, gender, aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis tertentu seperti kehamilan dan menyusui. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya. AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan  (Almatsier 2009).
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan untuk maksud-maksud sebagai berikut:
1.    Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk.
2.    Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan ataupun kelompok.
3.    Perencanaan pemberian makanan di institusi, seperti rumah sakit, sekolah, industri/perkantoran, asrama, panti asuhan, panti jompo dan lembaga permasyarakatan.
4.    Menetapkan standar bantuan pangan, misalnya untuk keadaan darurat; membantu para gtransmigrasin dan penduduk yang ditimpa bencana alam serta memberi makanan tambahan untuk balita, anak sekolah, dan ibu hamil.
5.    Menilai kecukupan persediaan pangan nasional.
6.    Merencanakan program penyuluhan gizi.
7.    Mengembangkan produk pangan baru di industri.
8.    Menetapkan pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan.
(Almatsier 2009).
Angka Kebutuhan Gizi
Angka Kebutuhan Gizi (Nutrient Requirement) adalah jumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang/individu agar dapat hidup sehat, diantaranya untuk mempertahankan hidup, melakukan kegiatan internal/eksternal, menunjang pertumbuhan, melakukan aktivitas fisik, pemeliharaan tubuh, basal metabolisme, pernapasan dan evaporasi, serta pencernaan dan eksresi. Angka Kebutuhan Gizi dipengaruhi oleh variasi kebutuhan tinggi atau rendah, antara lain faktor genetika, sementara itu dalam AKG sudah memperhitungkan variasi kebutuhan individu dan cadangan zat gizi dalam tubuh.
Perbedaan AKG tahun 1998 dengan AKG 2004
Beberapa alasan kenapa AKG khususnya angka kecukupan energi dan protein harus disempurnakan adalah 1) basisi perhitungan AKE 1998 bagi orang dewasa overestimate bagi populasi Asia Tenggara, 2) perubahan selang dalam pengelompokan umur, dan 3) perubahan berat badan rujukan AKG pada kelompok usia tertentu. AKE diperoleh dari kebutuhan energi sedangkan AKP diperoleh dari kebutuhan protein ditambah 2x koefisien variasi dan koreksi dengan mutu protein makanan kecuali bagi bayi 0-6 bulan.
Dasar perhitungan AKG tahun 2004 dilakukan dengan cara:
1.    Menetapkan berat badan patokan untuk berbagai golongan penduduk. Data diperoleh dari hasil pengumpulan data berat badan rata-rata orang sehat menurut kelompok umur dan gender di Indonesia oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Departemen Kesehatan. Sifatnya masih terbatas pada beberapa kelompok dengan keadaan gizi optimal dan aktivitas sedang.
2.    Menggunakan rujukan WHO/FAO (2002), Institute of Medicine-Food and Nutrition Board (IOM-FNB) Amerika Serikat 1992-2002, dan International Life Science Institute of South East Asia (ILSI-SEA), 2002. AKG untuk energi dan protein disesuaikan dengan ukuran berat dan tinggi badan rata-rata penduduk sehat di Indonesia (Hardinsyah dan Victor tambunan 2004 dalam Almatsier 2009).
AKG yang ditetapkan pada Widyakarya Pangan dan Gizi Nasional (WNPG) tahun 2004 meliputi zat-zat gizi sebagai berikut: energi (kkal), protein (g), vitamin A (RE), vitamin D (mcg), vitamin E (mg), vitamin K (mcg), tiamin (mg), riboflavin (mg), niasin (mg), asam folat (mcg), piridoksin (mg), vitamin B12 (mcg), seng (mg), selenium (mcg), mangan (mg), dan flour (mg) WNPG 2004 juga menganjurkan kebutuhan serta makanan (dietary fiber) sebanyak 10-14 gram/1000 kkal atau 19-30 g/orang/hari, dengan rasio serat makanan tidak larut air dan serat larut air sebesar 3:1 (Almatsier 2009).
AKG disusun berdasarkan kelompok umur, gender, serta status hamil dan menyususi. AKG disusun untuk 19 golongan manusia berdasarkan umur, dan diatas 9 tahun juga berdasarkan gender, serta untuk ibu hamil dan menyusui. AKP bagi orang dewasa didasrkan pada rata-rata kebutuhan protein orang dewasa (yang berbeda menurut umur dan gender) dikalikan dengan berat badan, ditambah faktor keamanan (safe level) sebesar 24% dan dikoreksi dengan faktor mutu sebesar 1,2 (Almatsier 2009).

Daftar Pustaka:
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia. Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar