PERBEDAAN ANGKA
KECUKUPAN GIZI DENGAN ANGKA KEBUTUHAN GIZI
Angka Kecukupan Gizi
Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkaan (AKG) atau Recommended
Dietary Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang
berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir
semua orang sehat. Angka kecukupan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal
yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat (Almatsier
2009).
AKG
yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing
kelompok umumr, gender, aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis tertentu
seperti kehamilan dan menyusui. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk
yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang
digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok penduduk
tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya.
AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan (Almatsier 2009).
Angka
kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan untuk maksud-maksud sebagai berikut:
1. Merencanakan dan menyediakan suplai
pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk.
2. Menginterpretasikan data konsumsi
makanan perorangan ataupun kelompok.
3. Perencanaan pemberian makanan di
institusi, seperti rumah sakit, sekolah, industri/perkantoran, asrama, panti
asuhan, panti jompo dan lembaga permasyarakatan.
4. Menetapkan standar bantuan pangan,
misalnya untuk keadaan darurat; membantu para gtransmigrasin dan penduduk yang
ditimpa bencana alam serta memberi makanan tambahan untuk balita, anak sekolah,
dan ibu hamil.
5. Menilai kecukupan persediaan pangan
nasional.
6. Merencanakan program penyuluhan gizi.
7. Mengembangkan produk pangan baru di
industri.
8. Menetapkan pedoman untuk keperluan
labeling gizi pangan.
(Almatsier
2009).
Angka
Kebutuhan Gizi
Angka Kebutuhan Gizi (Nutrient
Requirement) adalah jumlah
zat gizi minimal yang diperlukan seseorang/individu agar dapat hidup sehat,
diantaranya untuk mempertahankan hidup, melakukan kegiatan internal/eksternal,
menunjang pertumbuhan, melakukan aktivitas fisik, pemeliharaan tubuh, basal
metabolisme, pernapasan dan evaporasi, serta pencernaan dan eksresi. Angka
Kebutuhan Gizi dipengaruhi oleh variasi kebutuhan tinggi atau rendah, antara
lain faktor genetika, sementara itu dalam AKG sudah memperhitungkan variasi
kebutuhan individu dan cadangan zat gizi dalam tubuh.
Perbedaan AKG tahun 1998 dengan AKG 2004
Beberapa alasan kenapa AKG khususnya angka
kecukupan energi dan protein harus disempurnakan adalah 1) basisi perhitungan
AKE 1998 bagi orang dewasa overestimate bagi populasi Asia Tenggara, 2) perubahan
selang dalam pengelompokan umur, dan 3) perubahan berat badan rujukan AKG pada
kelompok usia tertentu. AKE diperoleh dari kebutuhan energi sedangkan AKP
diperoleh dari kebutuhan protein ditambah 2x koefisien variasi dan koreksi
dengan mutu protein makanan kecuali bagi bayi 0-6 bulan.
Dasar perhitungan AKG tahun 2004 dilakukan
dengan cara:
1.
Menetapkan berat badan patokan untuk berbagai
golongan penduduk. Data diperoleh dari hasil pengumpulan data berat badan
rata-rata orang sehat menurut kelompok umur dan gender di Indonesia oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Gizi, Departemen Kesehatan. Sifatnya masih terbatas
pada beberapa kelompok dengan keadaan gizi optimal dan aktivitas sedang.
2.
Menggunakan rujukan WHO/FAO (2002), Institute of Medicine-Food and Nutrition
Board (IOM-FNB) Amerika Serikat 1992-2002, dan International Life Science Institute of South East Asia
(ILSI-SEA), 2002. AKG untuk energi dan protein disesuaikan dengan ukuran berat
dan tinggi badan rata-rata penduduk sehat di Indonesia (Hardinsyah dan Victor
tambunan 2004 dalam Almatsier 2009).
AKG yang ditetapkan pada Widyakarya Pangan
dan Gizi Nasional (WNPG) tahun 2004 meliputi zat-zat gizi sebagai berikut:
energi (kkal), protein (g), vitamin A (RE), vitamin D (mcg), vitamin E (mg),
vitamin K (mcg), tiamin (mg), riboflavin (mg), niasin (mg), asam folat (mcg),
piridoksin (mg), vitamin B12 (mcg), seng (mg), selenium (mcg), mangan (mg), dan
flour (mg) WNPG 2004 juga menganjurkan kebutuhan serta makanan (dietary fiber) sebanyak 10-14 gram/1000
kkal atau 19-30 g/orang/hari, dengan rasio serat makanan tidak larut air dan
serat larut air sebesar 3:1 (Almatsier 2009).
AKG disusun berdasarkan kelompok umur,
gender, serta status hamil dan menyususi. AKG disusun untuk 19 golongan manusia
berdasarkan umur, dan diatas 9 tahun juga berdasarkan gender, serta untuk ibu
hamil dan menyusui. AKP bagi orang dewasa didasrkan pada rata-rata kebutuhan
protein orang dewasa (yang berbeda menurut umur dan gender) dikalikan dengan
berat badan, ditambah faktor keamanan (safe
level) sebesar 24% dan dikoreksi dengan faktor mutu sebesar 1,2 (Almatsier
2009).
Daftar Pustaka:
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Gramedia. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar